Muhammadiyah Harus Turut Terlibat di dalam Upaya Membangun Daya Literasi bangsa ini

Muhammadiyah harus turut terlibat di dalam upaya membangun daya literasi bangsa ini dengan berbagai upaya yang memungkinkan karena ini yang akan mengantarkan negeri ini menjadi benar-benar berkemajuan dari capaian pengetahuan yang tinggi. Sumber daya Muhammadiyah sangat memungkinkan untuk menjadi bagian dari solusi atas keterpurukan literasi di Indonesia mengingat infrastruktur amal usaha yang tersebar merata dan jejaring yang bekerja dengan baik. Ada ribuan sekolah, pesantren, masjid, dan perpustakaan pendidikan tinggi yang akan menopang kerja literasi. Atas motivasni inilah konsolidasi ini dilakukan untuk menyambut perhelatan literasi yang lebih dahsyat Sebagai sumbangsih Muhammadiyah sebagai gerakan ilmu, kegiatan ini berbentuk pertemuan konsolidasi antar pegiat literasi, stakeholder, dan lembaga baik yang bernaung di Muhammadiyah, Ortom, pegiat independent, yang berurusan dengan literasi. Beberapa sesi berupa seminar nasional, workshop, forum sharing dan mapping rencana ke depan. Kegiatan ini akan dilaksanakan hari Jumat-Ahad,,tanggal 8-10 Desember 2017 di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah. Untuk menggembirakan kegiatan ini dirangkai dengan seminar nasional bertema “gerakan literasi untuk bangsa berkemajuan” dengan narasumber nasional dan berkompeten seperti Kepala perpustakaan nasional, M Syarif Bondo, tokoh Pendidikan inspiratif Bidan Suraida (pendiri sekolah Tapal Batas), Kemendikbud RI, Nirwan Arsuka (presiden Pustaka Bergerak Indonesia), dan perwakilan kantor pos yang memiliki program mendorong gerakan literasi Kegiatan ini dimaksudkan antara lain, pertama, mencari format mengelola wahana literasi dan kampanye membaca di lingkungan Muhammdiyah maupun umum kedua, mensinergikan beragam kekuatan media di lingkungan Muhammadiyah dengan frame gerakan literasi, dan Ketiga, Mendorong beragam komunitas literasi di linkungan Muhammadiyah tumbuh sebagai alternative/memperkuat gerakan dakwah berkemajuan untuk Indonesia berkemajuan (Kopdarnas 2017)

Komentar